SEJARAH DESA

Desa Payung diperkirakan sudah ada sejak Jaman Kerajaan islam di Jawa, tepatnya pada saat penyebaran agama Islam dilakukan oleh para Wali. Sejarah ini berawal dari seorang keturunan Kerajaan Cirebon bernama Syeikh Nurul Iman/ Mbah Batuliman yang datang ke daerah Pemalang, tepatnya di Bantarbolang, menyebarkan agama Islam. Syeikh Nurul Iman mempunyai anak bernama Pangeran Sngajaya, Pangeran Palintaran, dan Pangeran Pantarosa /Syeikh Pandanjati. Setelah dewasa kemudian Pangeran Singajaya melakukan perjalanan melalui hutan dan menyusuri sungai Comal dengan ditandu dan dipayungi serta diiring-iringi/diantar oleh Syeikh Baitul Iman, Syeikh Jamur Apu, Pangeran Palintaran, Pangeran Pantarosa/Syeikh Pandanjati, Dewi Grati, dan Dewi Rantansari menuju sebuah hutan bernama Sanggar Waringin. Kemudian, beliau ditinggalkan oleh para pengiringnya serta ditempatkan dihutan tersebut sebagai tempat berteduh/berlindung dengan sebutan “Payung”  yang memiliki makna/arti Pengayom/Pelindung. Beberapa sumber seperti sesepuh/tokoh masyarakat menyebutkan terbentuknya pemukiman tersebut sejak tahun 1775 M atau telah berusia 240 tahun.

Usia yang cukup bagi Desa Payung untuk terus mengembangkan dan memajukan warganya guna memenuhi visi desa yaitu “Terwujudnya Desa Payung yang sejahtera di bidang pertanian dan transportasi“.

Usia Desa Payung yang ke-240 tahun berdasarkan dari urut-urutan daftar Kepala Desa/Lurah yang pernah menjabat semenjak penjajahan Belanda sampai dengan tahun 1940-an yang sampai sekarang belum diketahui tahun menjabatnya yakni Kamari dan Madran, namun demikian sejak tahun 1940-an kepemimpinan Pemerintah Desa Payung mulai diketahui antara lain :

Periode 1940-1954              Kepala Desa : Jamhari
Periode 1954-1975              Kepala Desa : Sohali
Periode 1975-1988              Kepala Desa : Soedomo
Periode 1988-1998              Kepala Desa : Achmad Farichi
Periode 1998-2012              Kepala Desa : Darjo
Periode 2012-sekarang      Kepala Desa : H. Turah Suparno

Dalam sejarah berdirinya Desa Payung, juga pernah meraih juara walaupun peringkat 3 (tiga) tingkat Kabupaten Pemalang yaitu pada saat Lomba Desa Tahun 2006. Namun demikian patut disyukuri mudah-mudahan bisa meraih yang lebih baik lagi di tahun-tahun mendatang.

Catatan peristiwa pahit yang dialami Desa Payung yaitu banjir bandang di tahun 1988 yang menimpa 65% pemukiman warga di Dusun Payung tepatnya pada pukul 24.00 WIB pergantian tanggal 16 Desember 1988 ke tanggal 17 Desember 1988. Pada tanggal 18 November 2009 tepatnya pada pukul 14.30 WIB terjadi peristiwa yang mengakibatkan 3 orang meninggal dan 8 orang lainnya mengalami luka bakar akibat sambaran petir pada saat mencari nafkah penggalian pasir di perkebunan sendiri